third home: Ceritaku Untukmu

22.30.00

third home: Ceritaku Untukmu/share

                    Diawali dengan niat berbagi, kudatangi tempat ini. letaknya jauh dari Kabupaten Waropen. tempuhnya pun tak mudah. engkau jangan memikirkan jalanan aspal mulus tempat lajunya mobil atau motor dengan santainya. o, itu jauh , kawan. lintasannya memang biru, serasi dengan warna aspal di kota besar sana, namun bentuknya cair. tak padat. bergelombang. hiruk. sekilas, pandangan tak mencapai titik apapun. kosong. seakan tak ada kehidupan di samping kiri dan kanan. depan maupun belakang. jalannya cair, kawan. ya, itulah lautan. tak selamanya tenang. hanya sekali, dua kali. jika angin menghempas, tak terhitung lagi buliran air mata yang menetas. tumpah ruah. mengingat sanak saudara di pulau berbeda. mungkin sedetik lagi tak kan bersua.
  *bayangkan dirimu di posisi kami, kawan. . .
                   Selanjutnya, perahu yang kami tumpangi tak sama dengan besarnya kapal Peri yang ada di benakmu. hanya speed kecil yang boleh muat 10 orang. yang jika melintas di tengah gelombang, membuat jantung berdegup tak karuan. bayangkan, perahu kecil melintas di atas gelombang besar. sedikit salah saja, bisa mengantarkan nyawa kami ke dasar lautan. tak terhitung, kami melalui kisah seperti ini. mau apa lagi! kami pun butuh memenuhi kebutuhan kami yang tak nampak di desa kecil berhutan itu.
                    Sepanjang perjalanan, aku terperangah. tak muncul di fikiranku ada desa di balik BAKAU.

You Might Also Like

0 comments

Blogger news