saat pertama kali menginjakkan kaki di "calon sekolah"ku

20.38.00


20 september 2011
PENERIMAAN PPL  di SMA Sari Buana
Jl. Pettarani, Makassar

Alhamdulilah, jadwal penerimaanku (mahasiswa PPL) dan teman-teman yang lain datang juga. Hari ini adalah harinya. Ada rasa haru saat aku baru bagun dari tidur. Hal yang pertanma kuingat (setelah Allah SWT) ialah bagaimana tampil sebaik mungkin di lokasi penempataku. Beberapa persiapan pun rela kulakukan. Demi mengharap hasil yang lebih baik tentunya.
Setelah sholat, aku langsung mengecek jadwal piketku hari ini di rumah. Setelah berpiket ria, aku pun mandi. Segarnya mandi subuh…mmmh. Setelah itu, aku mempersiapkan diriku. Kutata rapi bajuku yang telah kusetrika rapi sebelumnya. Kupandangi wajahku di cermin pusaka wanita. Kuamati lamat-lamat diriku di depan cermin. Mmh…lumayan.
Maka, jam  7 pagi, berangkatlah aku ke sekolah. Selain pakaianku yang kutata rapi, ada satu al penting pula yang harus aku tata. Dan ini harus ditata serapi mungkin, karena ia yang akan menentukan jalannya prosesi perkenalan lokasi nanti. Ya…itulah ia, HATI. Kuharapkan agar ia tak nerveous nanti, supaya aku bisa berdiri tegak di hadapan adik-adik yang akan kuajari (mereka akan memanggilku Ibu, Subhanallah) dan memberi senyum terindah, karunia dari Allah Subhaallah Wata’ala. Di jalan aku sudah mengancang-ancang apa yang akan kulakukan nanti setibanya di sana. Bersyukur, aku diterima hari selasa, jadi aku sudah memegang wejangan-wejangan,  hasil dari “interview khususku” kepada teman-teman yang lebih dulu ke lokasi. Fiuhhhh…^_^
Meskipun jauh, tapi aku berusaha untuk tetap lapang dada menrimanya. Aku yakin ini tak lain adalah skenario  Sang Khlalik. Syukuri apa yang ada-kata D’Masiv. Lima detik, tiga detik, satu detik…akhirnya aku sampai di sekolah tujuan. Kulihat dari luar pagar, sudah nampak beberapa teman-temanku yang selokasi denganku. Dengan mengucapkan Basmalah, kulangkahkan kakiku memasuki pagar yang membatasi sekolah ini dengan jalan raya di luar. Maka, jadilah aku calon guru SMA Sari Buana. Maka, aku akan mendapatkan gelar baru lagi_Ibu, ^_^.
Kupandangi wajah temanku satu per satu. Aku tak mengenali mereka semua. Maklum, kami disatukan dari beberap a jurusan dan Alhamdulillah hanya aku yang dari kelas “G” yang digabungkan dengan mereka ini. Biarkan saja, Insya Allah aku akan medapatkan teman baru di sini.
Kami menunggu di luar sambil memperhaatikan calon anak didik kami. Subhanallah, mereka tampaknya bukan anak yang gampang dididik. Lihatlah penampilan mereka. Rok pendek dengan high heels! Dandanan lengkap di wajahnya. Mereka bak artis yang dikejar papparazi. Sungguh berbeda denganku, dulu.
Dari perbincangan teman-temanku, ada yang merasa belum siap karena melihat tingkah murid-muridnya yang “luar biasa”. Aku sendiri, hanya bisa Bismillah menerima keadaan mereka. Benar juga kata-kata orang bijak bahwa kita-sebagai guru-bukan hanya dituntut untuk mengajar tapi juga bisa mendidik mereka. Insya Allah…
Karena tak sanggup lama-lama berdiri di luar, akhirnya aku dan beberapa  temanku mengambil inisiatif untuk mengahmpiri guru-guru atau kepala sekolah SMA ini untuk menyampaikan maksud tujuan kami. Karena sedari tadi kami menunggu, seperti mereka tak menghiraukan kami. Penyambutan pun tak ada sejak aku datang dan sampai sekarang. Makanya aku dan beberapa temanku menghampiri seorang guru yang sedang duduk di ruangan guru-sepertinya. Kami segera menanyakan status kami karena kami pun tak bisa memulai apapun tanpa seizin kepala sekolah ini.
Bolak-balik kami ke ruangan guru dan kantor kepala sekolah. Hasilnya sama.
“ Tunggu kepala sekolah”
Hiks…kenapa rasanya lama sekali. Rasanya aku sudah tidak sabar untuk berkenalan dengan mereka. Penyambutan yang dari tadi kuhayalkan pupus, hancur, tak sama dengan kenyataan yang ada. Sabar….
Akhirnya setelah menunggu sekitar 1 jam, kepala sekolah mereka datang juga. Beliau langsung menerima kami di kantor guru yang ukurannya tidak terlalu luas tapi cukup untuk memuat kami yang bejumlah sekitar 30 lebih orang.
Kesan pertama, kepala sekolahnya ramah dan bisa diajak bekerja sama. Beliau menuturkan tata tertib yang harus kami petuhi selama kami belajar mwngajar di sini. Meskipun ia agak kecewa karena ada beberapa temanku yang tidak hadir tepat pada saat dia ada, dia tetap bersikap ramah dan memberikan beberapa lelucon sebagai pencair suasana pada kami.
Kurang beruntungnya aku karena ternyata, aku, yang diberi bagian untuk mengajar anak SMA seharusnya datang jam 13.30 nanti. Oh, My God…! I don’t know before. Melayanglah sudah uang 20.000ku yang kugunakan untuk mencapai tempat ini. Jaadi, perhitunganya adalah hari ini aku harus mengeluarkan uang sebanyak Rp 40000 hanya untuk naik angkot! Oh, NOOoo…Bangkrut aku nanti… tapi, ya sudahlah, inilah pembelajaran hari ini. Rajin-rajinlah mencari informasi. Karena kalau salah info, kita bisa salah paham dan juga bangkrut…^_^


                                                                                                                                Salam cerita
imMha_HanIb

You Might Also Like

0 comments

Blogger news